Agar
anak cerdas, harus dirangsang dalam suasana bermain secara terus menerus dan
bervariasi. Rangsangan akan membantu pembentukan cabang sel otak dan
melipatgandakan jumlah hubungan antarsel otak. Dinyatakan oleh Dr. dr. Tjhin
Wiguna, SpKJ.
Orang
tua akan dapat semakin mengenal anak dengan mengamati ketika bermain. Karena
pada saat anak bermain, anak berimajinasi dan mengeluarkan ide- ide yang
tersimpan di dalam dirinya. Namun dalam memberikan stimulan atau rangsangan
(bermain) itu bervariasi tergantung umur si anak.
Usia 0-3 bulan.
Rangsangan
yang bisa diberikan berupa rasa nyaman, aman dan menyenangkan, seperti memeluk,
menggendong menatap mata bayi, mengajak tersenyum, membunyikan suara atau
musik, menggerakkan benda berwarna mencolok, menggulingkan perlahan ke kanan
dan ke kiri, serta memposisikannya tengkurap/ telentang.
Usia 3-6 bulan.
Ajak
bayi bermain cilukba, dan bercermin untuk melihat ekspresinya sendiri. Pada
usia ini, mulailah melatih bayi untuk tengkurap, duduk, dan telentang sendiri.
Usia 6-9 bulan.
Orang
tua bisa mulai untuk membiasakan memanggil nama si anak, berjabat tangan,
bertepuk tangan, melatih berdiri dengan pegangan, dan membacakan dongeng.
Usia 9-12 bulan.
Ajaklah
si kecil untuk menirukan menyebut nama mama dan papanya. Ajarkan pula dia minum
dari gelas, atau bermain menggelindingkan bola dan melatihnya belajar mengambil
bola sendiri.
Usia 12-18 bulan.
Ajarkan
si kecil untuk mencoret- coret dengan pensil warna di kertas, menyusun balok,
kubus dan puzzle. Saatnya pula melatihnya berjalan tanpa pegangan, berjalan
mundur, dan memanjat tangga.
Usia 18-24 bulan.
Mulai
ajak si kecil berdiskusi tentang gambar atau menunjuk bagian tubuh. Ajak bicara
tentang kegiatan sehari- hari, dan latihan mencuci tangan.
Usia lebih 2 tahun.
Pada usia ini anak sudah
mulai disiapkan untuk aktivitas prasekolah. Ajar si kecil mengenal warna,
menghitung benda, menyikat gigi, memakai baju sendiri, belajar ke toilet
sendiri, dan semua hal yang melatih si kecil mandiri.
Tidak ada komentar:
Write komentar