we are

Minggu, 07 Agustus 2016

ASI adalah Hak Asasi Bagi Anak

Posted by   on





Tidak ada makanan dan minuman yang paling baik bagi si bayi selain air susu ibu, sebab hal itu
benar- benar mempertaruhkan kehidupannya. Maka mendapatkan ASI adalah
hak asasi bagi si anak.





Abdurrahman al-Jaziri dalam Kitab Fiqh ‘Ala Mazahibil Arba’ah, radha’ah (menyusui) adalah sampainya (masuknya) air susu manusia (perempuan) ke dalam perut seorang anak (bayi) yang belum berusia dua tahun.
Perintah menyusui ini dijelaskan dalam al-Baqarah ayat 233. “Para Ibu hendaklah menyusukan anak- anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang ma’ruf. Seorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan juga seorang ayah karena anaknya dan waris pun berkewajiban demikian.”

Hak Asasi Anak
Tidak ada makanan dan minuman yang paling baik bagi si bayi selain air susu ibu, sebab hal itu benar- benar mempertaruhkan kehidupannya. Maka mendapatkan ASI adalah hak asasi bagi si anak.
Ahmad Mustafa al Maraghi dalam tafsirnya menerangkan bahwa para ahli hukum Islam bersepakat, menyusui dalam pandangan agama hukumnya wajib bagi seorang ibu kandung. Kelak, sang ibu dimintai pertanggungjawabannya di hadapan Allah atas kehidupan anaknya.Bagi si bayi manfaat ASI meliputi:
1.    Membantu mencegah konstipasi
2.    Mengurangi resiko kegemukan dan diabetes
3.    Mengurangi resiko berbagai infeksi
Penelitian menunjukkan bahwa bayi yang diberi ASI selama minimal 6 bulan akan memiliki daya tahan tubuh yang lebih baik dan perkembangan kecerdasan yang lebih baik.

Peran Serta Suami
Menurut dr. Utami Roesli MD (Ped) MBA, Ketua Indonesia Breastfeeding Center, keterlibatan seorang ayah dalam proses ini sebenarnya malah akan memberi motivasi bagi ibu untuk menyusui. Jika ibu sudah memiliki motivasi dan optimistis bisa menyusui, air susu pun akan berhamburan.
Menurut Utami lagi, banyak kondisi produksi ASI seorang ibu dikarenakan oleh kondisi emosi seorang ibu. Pada tahap inilah keterlibatan seorang ayah mampu memperlihatkan rasa sayang dan perhatian terhadap ibu dan anak, bisa mengakibatkan seorang ibu merasa lebih nyaman dan menghasilkan ASI yang berlimpah.
Selain memberikan perhatian kepada istri, peran suami juga berlaku pada hal lain. Seperti menggendong anak, atau menggantikan popok, menyendawakan, memandikan, memijat, atau hal lain seperti meringankan ibu dalam urusan rumah tangga, secara tak langsug juga memberikan perasaan nyaman pada sang istri. Karena tiap keluarga pasti menginginkan bayi sehat, yang bisa dicapai dengan memberikan ASI saat masih kecil.

Hormon
Seperti dilansir Harian Republika, terbitan 9 Maret 2006, ASI tak hanya memberi keuntungan bagi bayi tapi juga buat sang ibu. Dr. Felicity Savage King menyatakan bahwa ibu yang menyusui mengalami penurunan resiko kanker payudara pra menopause, kanker ovarium dan resiko patah tulang pinggul.
Semakin sering ASI diberikan, semakin besar pula rasa sayang ibu terhadap anak. Ini berdampak pada sistem endoktrin ibu, yakni bertambahnya zat prolactin oxytocin. Produksi kedua zat ini dalam jumlah besar berefek langsung terhadap sistem syaraf ibu. Ibu menjadi lebih bergairah mencurahkan kasih sayangnya. Reaksi ini mempengaruhi pengalaman sensor bagi si bayi dan kelak membentuk perkembangan emosionalnya. Selain itu, kontak kulit yang terjadi menimbulkan efek- efek psikologis pada keduanya jika  dilakukan secara intens.

Teknik Memberikan ASi
Teknik memberikan susu juga seharusnya diberitahukan kepada ibu dengan benar. Seperti pengajaran kepada bayi tentang bagaimana menyusui secara optimal. Bayi harus diajarkan bahwa menyusu haruslah memasukkan seluruh daerah kecoklatan pada puting susu ke mulut bayi. Sebab jika bayi hanya menghisap melalui puting susunya saja, maka ASI yang keluar hanya sedikit sekali.
Jangan takut kehabisan produksi susu, karena pabrik susu melalui hormon alveoli akan segera menghasilkan lagi. Alveoli yang berbentuk bulat dan bergerombol seperti anggur, dikelilingi otot yang disebut myeoepithel. Otot myeoepithel inilah yang nantinya akan memompa ASI keluar dari alveoli dan berkumpul di gudang ASI, di bagian bawah payudara. 
Masalahnya otot myeoepithel biasanya sangat bergantung pada hormon oksitoksin yang dikirim otak. Jika hormon ini keluar, maka otot akan bekerja. Sedangkan oksitoksin akan keluar hanya bila ibu merasa dalam kondisi tenang dan nyaman. Di mana kondisi itu dapat tercapai bila seorang ayah turut membantu di dalam prosesnya. Hormon tersebut disebut hormon kasih sayang. Karena bisa tercipta dari kasih sayang yang diberikan suami kepada istrinya.

2 komentar:
Write komentar

Hey, we've just launched a new custom color Blogger template. You'll like it - https://t.co/quGl87I2PZ
Join Our Newsletter