Menjadi orang tua di zaman jahiliyah modern saat ini sungguh tidak mudah. Tantangannya
semakin canggih. Bukan hanya dari personel sang buah hati, tapi juga pengaruh
luar. Lingkungan pergaulan, teknologi informasi hingga media massa tak
henti-hentinya menjajah pemikiran
anak-anak. Tak mudah bagi orang tua untuk senantiasa memahami isi kepala
ananda tercinta.
Nah, salah satu strategi untuk
selalu bisa mengawasi perkembangan anak adalah dengan menjadi sahabat anak. Ini karena sebagai pribadi yang masih labil, dalam kesehariannya anak-anak
sangat membutuhkan figur orang tua. Orang tua adalah role model bagi mereka.
Tapi, di sisi lain, dengan
perkembangan usia, anak membutuhkan sosok sahabat yang bisa menjadi partner
dalam dunianya. Nah, sebagai orang terdekat anak, orang tua harus bisa berperan
sebagai sahabat bagi anak. Sebagai sahabat, orang tua hendaknya menempatkan
diri sejajar dan partner anak. Bagaimana caranya?
Pertama, jadilah pendengar yang baik dan
aktif. Siapkan telinga untuk mendengar celotehnya. Berikan respons positif dan
logis ketika anak curhat. Ajukan pertanyaan-pertanyaan seputar ceritanya, tapi
jangan membuat privasinya merasa terusik dan terganggu. Berikan anjuran atau
pendapat yang bisa ia mengerti, tapi jangan menekankan keharusan yang terkesan
mendikte. Kembangkan inisiatif dan kreavitasnya.
Kedua, libatkan diri dalam kegiatan anak.
Pahami apa yang disukai dan tidak disukai anak. Selami dunia
si kecil. Temani dan dampingi anak ketika bermain. Pahami kebiasaan-kebiasaan
yang ia lakukan saat beraktivitas. Perhatikan kreativitasnya terhadap mainan
dan ajaklah berbicara secara aktif agar kecerdasannya terstimulasi secara
efektif. Dengan melakukan ini, orang tua dapat memahami kelebihan dan kekurangan anak, serta tidak selalu memaksakan
kehendak terhadap anak.
Ketiga, berikan pujian dan teguran secara
jujur, tulus, proporsional dan rasional. Ketika anak berbuat salah, tegur ia
dengan sikap tidak menghakimi. Jangan mengekspresikan kemarahan berlebihan yang
akan membuatnya tertekan. Berikan pujian
untuk setiap keberhasilan yang diraihnya agar ia merasa dihargai
dan termotivasi, tapi jangan berlebihan. Sampaikanlah kelebihan dan kekurangan
anak dengan jujur, tetapi dengan cara yang membuatnya mengerti dan tidak merasa
disakiti.
Keempat, berikan kepercayaan pada anak.
Sesekali biarkan anak mencoba sendiri hal-hal yang ingin dilakukannya asal
tidak membahayakan. Misal mandi dan makan sendiri atau mencoba permainan baru.
Cara ini dapat menumbuhkan kepercayaan dirinya, tidak selalu bergantung kepada
orang lain, merasa dihargai dan bisa mandiri. Dengan penghargaan dan
kepercayaan, kemampuan kreatifnya pun akan lebih berkembang.(kholda/berbagai
sumber)
Sumber : Tabloid Media Umat
Tidak ada komentar:
Write komentar